PEMBERONTAKAN LEMBU SORA
Dalam suatu kerajaan, pemberontakan
merupakan hal yang memang lumrah terjadi. Kebanyakan disebabkan ketidakpuasan
rakyat kepada rajanya. Majapahit merupakan kerajaan yang bisa dibilang banyak
terdapat pemberontakan di dalam kerajaan ini. Salah satu pemberontakan adalah
pemberontakan Lembu Sora. Pemberontakan Lembu Sora adalah pemberontakan yang
terjadi di dalam kerajaan Majapahit dan pada pemerintahan Raja Kertarajasa atau
yang biasa dikenal Raden Wijaya. Pemberontakan ini dilakukan oleh Lembu Sora
yang menurut kitab Pararaton dilakukan pada tahun 1200 Saka atau sekitar tahun
1300 Masehi.
Lembu
sora adalah seorang pengikut Raden Wijaya dan sangat berperan besar dalam
perjuangan pendirian kerajaan Majapahit. Lembu sora selalu membantu Raden
Wijaya dalam kesulitan dan selalu memberikan nasihat pada Raden Wijaya misalnya
saat penyerbuan terhadap Jayakatwang, ia bertugas menggempur benteng selatan
dan berhasil membunuh Patih Kadiri yang bernama Kebo mundarang, Pengungsian
Raden Wijaya ke Jawa Timur dan meminta bantuan kepada Bupati Wiraraja juga
merupakan nasihat dari Lembu Sora. Lembu Sora selalu memperlihatkan kebijaksanaannya
dan kesetiaannya kepada Raden Wijaya. Lembu sora diberikan jabatan sebagai
Patih bawahan di Kadiri menurut Prasasti Sukaremta.
Pemberontakan
Lembu Sora merupakan pemberontakan yang terjadi setelah pemberontakan
Ranggalawe. 5 tahun setelah terjadinya pemberontakan Ranggalawe, pemberontakan
Lembu Sora terjadi. Pemberontaka Ranggalawe dilakukan oleh Ranggalawe yang
merupakan keponakan dari Lembu Sora. Dalam pemberontakan ini, Lembu Sora
menjadi penasihat raja agar tidak mengikuti kehendak ataupun kemauan dari Lawe.
Pemberontakan Rangga Lawe berhasil ditumpas dan Rangga Lawe dibunuh oleh Kebo
Anabrang yang sebelumnya sempat bertarung di dalam air yang kemudian dimenangkan
oleh Kebo Anabrang. Namun pembunuhan dan penganiayaan terhadap Lawe itu dilihat
langsung oleh Sora. Sora tidak terima jika keponakannya dianiaya oleh Kebo
Anabrang. Sora pun langsung menikam dan menusuk Kebo Anabrang dengan belikatnya
dari belakang. Belikat Sora menembus dada dari Kebo Anabrang dan seketika
membunuhnya.
Pemberontakan
Lembu Sora berawal dari kedengkian Mahapati terhadap Sora. Mahapati sangat
menginginkan posisi sebagai patih amangku bumi. Ia berusaha untuk menjatuhkan
patih amangku bumi yang sedang menjabat yaitu Nambi. Namun terlalu sulit untuk
menjatuhkan posisi jabatan itu dikarenakan Mahapati tidak menemukan keselahan
yang dapat digunakan untuk menjatuhkan Nambi. Lalu ia memikirkan untuk
menjatuhkan Lembu Sora. Lembu sora adalah orang yang sangat berpengaruh dan
lebih akrab dengan Patih. Mahapati menggunakan kesalahan yang dilakukan oleh
Sora. Kesalahan Sora adalah membunuh Kebo Anabrang dan Mahapati berpendapat
bahwa tindakan itu merupakan sebuah kejahatan dan harus dibawa ke pengadilan. Ia
pun mencari kesempatan untuk menjatuhkan Lembu Sora.
Situasi
kerajaan saat itu yang sedang kisruh dimanfaatkan Mahapati untuk menjalankan
rencananya. Saat sore ia menghadap pada raja dan menceritakan bahwa para
menteri tidak puas karena Prabu terlalu akrab dengan Sora. Prabu sepertinya
mengganggap bahwa tindakan pembunuhan Kebo Anabrang benar dan seolah-olah
didiamkan begitu saja. Keluarga Kebo Anabrang juga takut untuk menuntut Sora
kepengadilan karena akrabnya Sora dengan Prabu. Sang Prabu pun terpengaruh akan kata-kata dari
Mahapati. Ia pun membebaskan dan menghentikan Sora dari segala tugas. Mahapati
pun berpura-pura mencegah hal itu dan mengatakan pada raja agar mencari waktu
yang tepat untuk menjatuhkan Sora. Setelah berhasil mempengaruhi raja. Sang
Mahapati pun mendekati Nambi dan mengatakan bahwa Sora akan dibebastugaskan dan
digantikan oleh Kebo Taruna. Mendengar itu Nambi pun langsung menghadap Raja
dan mengatakan bahwa perbuatan yang dilakukan oleh Sora merupakan perbuatan
yang licik dan kejam karena sudah membunuh Kebo Anabrang.
Sora
pun sudah mendengar tentang desas-desus kalau ia akan dihukum. Sementara itu
raja mempertimbangkan hukuman yang akan diberikan kepada Sora. Pada awalnya ia
akan menghukum Sora dengan hukuman mati namun mengingat jasa-jasanya yang
sangat besar terhadap kerajaan Majapahit. Sehingga raja memutuskan hukumannya
dengan membuangnya. Hukuman itupun disampaikan oleh perwakilan kerajaan kepada
Sora. Tetapi Sora tidak mau dirinya dibuang, ia lebih baik mati daripada ia
dibuang dari negaranya. Karena ia lahir dari Majapahit dan juga besar serta
terkenal di Majapahit. Mahapati lalu menyarankan pada raja agar Sora diberi
surat peringatan yang berisi hukumannya untuk dibuang ke Tulembang. Raja pun
menyetujuinya dan surat itu langsung disampaikan oleh Mahapati.
Setelah
membaca surat itu Lembu Sora pun menyerah tanpa syarat dan akan segera
menghadap Raja. Meskipun ia masih sangat ingin berbakti dan mengabdi pada Raja.
Jawaban yang diberikan oleh Sora tidak sesuai dengan apa yang direncanakan oleh
Mahapati. Mahapati pun menyampaikan pada Nambi bahwa Sora akan berkhianat pada
kerajaan. Saat Lembu sora menuju kerajaan untuk menghadap Raja, ia dan Juru
Demung serta Gadjah biru diserang oleh tentara Majapahit di bawah pimpinan
Nambi. Akibat penyerangan itu Sora dan pengikut-pengikutnya gugur di halaman
istana Majapahit termasuk Juru Demung dan Gadjah Biru.
Daftar Pustaka
- Muljana, Slamet. Menuju Puncak Kemegahan: Sejarah Kerajaan Majapahit, Jakarta: Lkis,
2005.
- Pane, Sanusi. Indonesia Sepandjang Masa. Jakarta:
Balai Pustaka, 1952.
3 Komentar
Lembu Sora memang korban penghianatan Maha patih
BalasHapusSebenarnya Lembu suro mati di pelataran MAJAPAHIT apa di Gunung Kelud???
BalasHapuspelataran majapahit dan gunung kelud sama benarnya mas,.
Hapus( secara,orang dulu kan sakti-sakti pas berkelahi sambil terbang kesana kemari jadi pas matinya di gunung kelud terus dibawa terbang sampai ke pelataran majapahit. ( jadi jawaban dua_duanya mungkin benar🤔