LEOPOLD VON RANKE

LEOPOLD VON RANKE

“Ranke adalah representasi waktu dari instirusi sejarah modern. Ia belajar lebih untuk tidak berwarna dan lebih baru. Kami bertemu dengannya dalam setiap langkah dan ia lebih baik dari manusia lain. Banyak yang lebih baik dari dia dalam hal politik, agama, wawasan filosofis, kreatif dalam imajinasi, dalam orisinalitas, elevasi dan dalamnya pemikiran.”
Frase di atas merupakan tulisan dari Roger Wins dalam buku berjudul “Leopold Von Ranke : The Secret Of World History. Roger Wins menilai Ranke sebagai seorang yang sangat berpengaruh dalam institusi sejarah modern. Ranke dikatakan sebagai awal dari munculnya studi modern sejarah. Marnie Hughes Warington juga menuliskan bahwa Ranke menjadi sejarawan yang sangat tidak berwarna. Emosi dan perasaan tidak dimasukkan dalam karya dan tulisannya sehingga sangat obyektif meskipun hal tentang obyektifitas itu masih diperdebatkan oleh para sejarawan hingga sekarang.
Ranke memang dikenal sebagai sejarawan yang mengenalkan metode kritik sumber. Ia juga dikenal sebagai bapak sejarah modern yang banyak mengeluarkan karya-karya hebat seperti The Histories of the Latin and Teutonic Nations  (1824), Die römischen Päpste, ihre kirche und ihr Staat im sechzehnten und siebzehnten Jahrhundert ( 1834 1836 ), Deutsche Geschichte im Zeitalter der Reformation ( 1839 1847 ), Nine Books of Prussian History      ( 1849 ), Weltgeschichte - Die Römische Republik und ihre Weltherrschaft ( 1886 ). Masih banyak karya-karya yang lain yang ia ciptakan. Semua tulisan dan karyanya mengubah pandangan sejarawan hingga sekarang.
            Leopold Von Ranke lahir di Wiehe, Thuringia, pada tanggal 21 desember 1795. Ia merupakan anak tertua dari seorang pengacara Israel Ranke yang tinggal di sebuah kota kecil. Garis keturunan keluarganya merupakan penganut lutheran yang taat. Selain itu memang nenek moyang Ranke dikenal sebagai pejabat yang berada di kementrian agama. Dari dasar dan lingkungan itu, ia banyak mengemukakan paham-paham yang lebih bersifat ketuhanan.
            Pendidikan awal Ranke adalah home school dan di sebuah Gymnasium schulpforta. Di sekolah inilah dia mulai diajarkan pengetahuan mengenai bahasa klasik sepeti Graeco-Roman dan di sini juga ia diajarkan dan ditanamkan peham lutheran. Pada tahun 1814, ia lulus dari Gymnasium dan kemudian melanjutkan pendidikannya di Universitas Leipziq. Di Leipziq ia mulai belajar teologi dan sejarah-sastra Yunani-Romawi kuno serta memusatkan diri pada filologi dan penerjemahan teks. Pada saat ia masuk di Universitas Leipziq, kegiatan politik mahasiswa sedang hangat-hangatnya. Di sinilah ketertarikannya muncul terhadap sejarah politik.  Ia juga mulai tertarik dengan gagasan-gagasan fichte. Ia sangat kagum dengan karya fichte yaitu Addresses to the German Nation meskipun ia tidak terlalu tertarik dengan pergerakan nasional. Selain tertarik dengan gagasan Fichte, ia juga tertarik dengan gagasan-gagasan Friedriech Schlegel, Goethe, Friedrich Schelling, Kant, Thucydides, Livy, Dionysius Halicarnassus, dan Barthold George Niebuhr. Pada awalnya, ranke memang tidak terlalu tertarik dengan karya sejarah modern. Ia beranggapan bahwa karya-karya itu hanya menampilkan kesubyektifan para penulis. Selain itu, fakta-fakta yang ditulis juga dirasakan sebagai sebuah imajinasi yang berlebihan.
            Pada tahun 1817, ia mengalihkan perhatiannya pada sejarah modern. Sebagai penganut lutheran, ia kemudian mulai mempelajari tuhan sebagai figur sejarah. Hal inilah yang memicunya untuk mempelajari sejarah modern dan berusaha untuk melawan gagasan-gagasan yang ia anggap tidak sesuai dengan studi sejarah proffesional. Pada tahun 1818, ia memulai karirnya dengan menjadi seorang guru sastra-sejarah klasik di Gimnasium Friedrichs di Kota Prusia Frankfurt on Oder. 
Selama ia mengajar di Gimnasium Friedrich sampai tahun 1825, ia mulai mengembangkan pandangan-pandangannya mengenai sejarah modern. Selama itu juga, Ranke memutuskan untuk meninggalkan semua bidang yang ia pelajari di Universitas dulu. Meskipun ia mengembangkan pemikiran yang awalnya memang bukan bidang yang ia kuasai. Tetapi, Ranke berusaha untuk keluar dalam konteks itu. Semua yang dipelajarinya semasa kuliah seakan menjadi landasan dan dorongan baginya untuk berfikir dan terjun dalam bidang sejarah. Bagi ranke sejarah ada sebuah hieroglyph suci. Sejarah adalah sebuah teka-teki yang membutuhkan waktu untuk menguraikannya.
            Perubahan minat dan persepsi yang ia lakukan, mengantarkannya ke sebuah pemikiran dan pengetahuan yang hingga sekarang masih sangat diperlukan. Dari perubahan minat itu, ia kemudian memunculkan banyak karya-karya yang hebat. Karya pertama yang terbitkan adalah Geschiete der romanischen und germanischen Volker von 1494 bis 1514       ( History Of The Latin adn Teutonic Nations, 1494 sampai 1514 ). Karya ini diterbitkan pada tahun 1824 dan menunjukkan bahwa ia menjadi seorang sejarawan modern Eropa. Dalam karya pertamanya ini, Ranke menceritakan bagaimana persatuan enam bangsa yang ada dalam Kerajaan Carolingia. Persatuan ke enam bangsa itu dilakukan dalam tiga periode besar yaitu masa migrasi secara besar-besaran ( exodus ), masa perang salib dan masa kolonisasi.
            Karya pertama yang ia ciptakan menimbulkan kegemparan karena beberapa alasan. Dalam pengantar buku itu terdapat kutipan yang berbunyi “ History has had assigned to it the office of judging the past and of instructing the present for the benefit of future ages. To such high offices the present work does not presume; it seeks only to show what actually happened ( wie es eigentlich gewesen ).” Kutipan yang ia tulis dalam pengantar buku itu menunjukkan bahwa Ranke berusaha untuk membebaskan sejarah dari pengaruh agama dan politik kontemporer meskipun ia sendiri sangat dipengaruhi oleh agam kristen. “sejarah yang sebenarnya terjadi”, hal itulah yang dipikirkan oleh Ranke. Hal itu pula yang kemudian diperdebatkan oleh sejarawan-sejarawan pada masa itu. Ranke berpendapat bahwa penulisan sejarah pada abad 17 dan abad 18 sangat terasa subjektifitasnya. Pada karya pertama inilah ia mulai mengkritik kesubjektifitasan itu.
            Sejarah haruslah ditulis dengan sebenar-benarnya tanpa harus memasukkan perasaan dan emosi ke dalam tulisan. Untuk mencari sejarah yang sesungguhnya dibutuhkan kebenaran yang faktual. Usaha mencari kebenaran itu memunculkan metode yang dikenal dengan metode kritis. Metode ini dilakukan dengan cari kritik sumber baik itu ekstern maupun intern. Metode kritis itulah yang ia masukkan dalam Geschiete der romanischen und germanischen Volker von 1494 bis 1514. Penggunaan sumber-sumber primer seperti arsip, catatan harian, dll memang lebih ditekankan. Tanpa sumber-sumber itu, tidak akan tercipta tulisan sejarah yang logis. Sumber primer pada masa sebelumnya berbeda dengan sumber primer di masa Ranke. Metode sebelumnya lebih bersifat kronik.
            Kritik dan metode yang ia keluarkan memang merupakan pukulan yang telak bagi aliran romantisme yang pada saat itu sedang berkembang. Dalam aliran Romantisme, penulisan sejarah penuh dengan bumbu-bumbu perasaan dan komentar-komentar dari penulis.sementara itu, karya yang Ranke munculkan menentang keindahan romantisme dalam sejarah. Ia berusaha untuk seobjektif mungkin dengan menggunakan sumber-sumber primer karena sumber primer menguraikan fakta yang sebenar-benarnya. Fakta itu tidak mengungkapkan segala kepentingan. Fakta juga tidak perlu dihias, diwarnai dan dipenuhi oleh subyektifitas penulis. Sejarah itu menuliskan apa adanya dan sejarawan menghadirkan sebuah hierolyph suci atau kehadiran tuhan di dunia.
            Cara pandang Ranke mengenai sejarah kemudian mendapat sambutan sebagai kemajuan intelektual yang dikenal dengan nama Historisisme. Historisisme merupakan sebuah pandangan mengenai sejarah yang menjelaskan bahwa sejarah tidak hanya sebagai sebuah deret peristiwa yang sifatnya statis, tetapi sejarah adalah deretan peristiwa yang mengalami perubahan-perubahan ( dinamis ) yang memiliki hubungan antara peristiwa yang satu dengan peristiwa yang lainnya. Di dunia barat, Historisisme menjadi perdebatan sejak abad ke-18. Historisisme bahkan sudah sangat meresap dalam dunia Barat meskipun di dunia Timur ahistorisisme sangat berpengaruh. Historisme lebih dari sekedar teori. Historisme menjadi sebuah konsepsi hidup yang total dimana merupakan kombinasi unik dari ilmu, baik itu ilmu tentang manusia maupun ilmu tentang tatanan sosial dan politik. Konsep historisme memberikan sebuah mode baru dalam ilmu pengetahuan mengenai sejarah yang berbeda dari spekulasi deduktif tentang filosofi atau pencarian induktif mengenai ilmu alam dimana kedua-duanya berusaha menentukan teori umum sedangkan sejarah menjadi sesuatu yang unik dan tidak terulang. Keunikan dalam proses sejarah merupakan kesadaran dari manusia dan nilai-nilai yang mereka miliki. Setiap individu memiliki sejarahnya masing-masing dan dengan keunikan masing-masing. Hal itu tentu tidak dapat dipahami sepenuhnya dalam abstrak dan prinsip. Keunikan itu hanya dapat dipelajari dengan melalui penggunaan metode kritik sumber-sumber sejarah yang didefinisikan secara berbeda.
            Berkat peran dan kontribusinya dalam perkembangan ilmu pengetahuan, Ranke kemudian diangkat menjadi Profesor di Universtas Berlin. Universitas Berlin didirikan oleh Wilhelm von Humboldt, seorang filsuf yang kemudian menjadi kepala departemen pendidikan di Kementrian Dalam Negeri Prussia. Sejak didirikannya Universitas itu, banyak orang-orang luar biasa yang tertarik untuk masuk dimana dalam setiap bidang dalam universitas tersebut memiliki ahli masing-masing. Friedrich Schleiermacher di bidang teologi, Hegel mengajar di bidang filsafat, Friedrich von Savigny di bidang sejarah hukum, Niebuhr mengajar di bidang sejarah kuno dan kemudian masuk Leopold von Ranke yang ahli di bidang sejarah politik. Dalam lingkaran pendidik di Universitas Berlin, muncul perbedaan-perbedaan pandangan yang tajam. Perbedaan pandangan itu muncul dari mereka yang sependapat dengan sekolah Philosophi Hegel dan mereka yang sependapat dengan Savigny. Menurut Hegel, Sejarah adalah kisah kebebasan universal sedangkan von Savigny menekankan bahwa sejarah yang universal ( satu jenis periode ). Dalam pandangan itu, Ranke lebih tertarik dan setuju dengan pandangan von Savigny bahwa ide universal dan ilahiah dalam realisasinya tergantung pada pengalaman kongkret manusia.
            Ranke yang tertarik dalam bidang politik kemudian menyunting sebuah jurnal Historisch-Politische Zeitschrift. Jurnal itu diharapkan mampu menghadapi ide-ide politik liberal yang tumbuh di Jerman usai Revolusi Perancis dan Belgia 1830. Dalam jurnal itu, Ranke mengkritik pemikiran-pemikiran kaum liberalis. Selain itu, ia berpendapat bahwa tidak perlu adanya revolusi di Prussia karena Prussia bukanlah seperti Perancis dan Belgia. Ia juga mengemukakan bahwa dalam setiap negara, terdapat keterlibatan Tuhan yang memberikan karakter khusus bagi setiap negara, dan rakyat juga berusaha untuk menjaga dan mentradisikan karakter negaranya tersebut. Pendapatnya itu selaras dengan pendapat Hegel mengenai sebuah negara yang harus memiliki ideologi tersendiri agar terhindar dari pengaruh-pengaruh budaya luar. Keterlibatannya dalam jurnal tersebut membuat ia membawa gagasan-gagasan dan pemikirannya serta menuangkannya dalam jurnal tersebut dalam rangka pengembangan penulisan sejarah modern.
            Selama Ranke terlibat dalam jurnal Historisch-Politische Zeitschrift, ia menulis Die romischen Papiste, ihre kirche und ihr Staat im sechzehnten und siebzehnten Jahrhundert (History of the Popes, their Chruch and State). Karyanya itu mendapatkan beberapa kritikan dari pihak gereja. Banyak yang menganggap bahwa sebagai seorang protestan, karyanya itu terlalu memihak sehingga banyak cemoohan yang ia dapat. Sedangkan kepausan sendiri mengutuk karyanya itu sebagai tulisan yang anti katolik. Ranke telah menuliskan dan mendeskripsikan Gereja Katolik sebagai fenomena sejarah dan telah menggambarkan interkasi antara isu sekuler dan isu agama pada saat kontra reformasi. Penggunaan metode dan kritik sumberlah yang ia kembangkan dalam penulisan buku History of the Popes. Dalam menulis karya-karyanya ini, ia tidak menggunakan arsip-arsip vatikan karena sebagai seorang protestan, ia dilarang untuk menggunakan arsip-arsip tersebut. Ia hanya bisa menggunakan catatan-catatan harian yang ia temui di Venice dan Roma yang menuliskan dan bercerita tentang Vatikan. Meskipun banyak dari kalangan agama kristen dan protestan mengkritik karyanya ini tetapi kondisi itu terbalik di dunia internasional. Karyanya inilah yang membuat ia mendapatkan reputasi di dunia internasional.
            Pada proyek yang selanjutnya, ia lebih dekat dengan sejarah bangsanya. Ia menulis buku yang berjudul Deutsche Geschicte im Zeitalter der Reformation, 1839-1847 ( History of the Reformation in Germany ) yang diterbitkan dalam 6 volume. Buku ini juga ditulis dalam usahanya menyerang kaum liberal, reformis dan demokratis. Sumber yang ia gunakan adalah laporan-laporan mengenai intrik-intrik politik dan agama yang terjadi selama reformasi di Jerman. Karya ini diresapi sebagai antusiasme dari seorang patriotik Jerman sehingga menimbulkan rasa semangat nasionalisme Jerman. Karya ini juga menjadi sebuah karya klasik nasional yang sangat bermutu dan mungkin menjadi karya terbaik Leopold von Ranke.
            Pada tahun 1841, ia diangkat menjadi Historiografer kerajaan Prussia oleh Raja Friedrich Wilhelm IV. Setelah diangkat, ia kemudian mendedikasikan pekerjaannya itu dalam sebuah buku yang berjudul Neun Bucher preussischer Geschicte, 1849 ( Memoirs of the House of Bradenburg and History od Prussia, during the Seventeenth and Eighteenth Centuries ). Ranke menulis karyanya itu dalam sembilan series dan kemudian ditambah menjadi dua belas series. Karyanya ini menceritakan tentang sejarah monarki Hohenzollern dari masa akhir abad pertengahan hingga periode Federick Agung. Ranke manggambarkan Prussia sebagai sebuah daerah kerajaan protestan tua daripada sebagai dasar dari terbentuknya Jerman. Penggambarannya itu membuat ia dikritik oleh banyak sejarawan dan penulis. Ia juga digugat oleh para kaum nasionalis Prussia karena menulis mengenai Kerajaan Prussia hanya dianggap sebuah teritorial saja bukan sebagai kerajaan penting di Jerman. Namun, Ranke kemudian dibebaskan dan dibersihkan dari segala tuntutan itu pada tahun 1865. Pada tahun itu pula, Ranke mendapat gelar kebangsawanan dari kerajaan berupa penyematan gelar “von” pada namanya.
            Pada awal tahun 1871, ia pensiun dari mengajar di Berlin dan mengkhususkan dirinya untuk mengoleksi dan mengedit karya-karya komplitnya. Setelah pensiun, banyak gelar-gelar kehormatan yang ia dapat, mulai dari menjadi dewan rahasia pada tahun 1882, kemudian menjadi anggota kehormatan pertama Asosiasi sejarah Amerika tahun 1884 serta menjadi warga kehormatan Berlin pada tahun 1885. Meskipun ia sudah pensiun dengan penglihatan yang kurang dan bahkan diperlukan bantuan dari asisten-asistennya, ia mengumumkan ke publik pada tahun 1880 bahwa ia akan mengeluarkan karyanya Welgeschicte – Die Romische Republik und ihre Weltherrschaft ( World History: The Roman Republic and its World rule ). Dengan menggunakan catatan-catatannya selama menjadi dosen universitas dan meneliti catatan-catatan lama, ia berhasil menulis Uniersal History sebanyak 6 jilid yang menceritakan peristiwa dari peradaban mesir kuno hingga abad ke-12 sebelum ia meninggal pada tanggal 23 mei 1886. Akhirnya, karyanya itu dilanjutkan oleh muridnya yaitu Alfred Dove yang berhasil menyelesaikan Universal History hingga tahun 1453.
            Leopold von Rank mengajarkan metode kritis sehingga membuat pengetahuan mengenai riset sejarah menjadi lebih luas. Metode yang ia kembangkan didasarkan dari ketidakpuasannya pada buku-buku yang penuh dengan fakta tunggal. Hal itu memotivasinya untuk menulis sejarah seobjektif mungkin. Ia juga mengajarkan metode seminar sebagai metode pengajaran yang efektif.
            Kunci pemahaman Ranke dalam menanggapi proses sejarah berdasarkan konsep individual dan berbagai hubungan antara individual dengan individual lain. Menurut Ranke, masa sekarang tidak terpisahkan dengan masa lalu dan masa depan. Karena semua orang terperangkap dalam pengalaman individual mereka dan hal itu memiliki keunikan tersendiri. Dalam semangat Romantisme, individualitas sebagai sesuatu yang tidak dapat dijelaskan karena termasuk sesuatu yang unik baik itu rasional maupun tidak rasional.
            Sejarah tanpa warna yang dihadirkan Ranke kemudian menuai berbagai kritik dan tanggapan. Misalnya Harvey Robinson, seorang sejarawan Amerika yang menganggap bahwa metode Ranke hanya mengungkapkan apa yang ada di permukaan saja tanpa memandang lebih jauh ke dalam. Selain itu, Carl L. Becker yang mengatakan bahwa tidak mungkin mendapatkan sejarah yang objektif. Psikologi penulis pasti mempengaruhi proses penulisan sejarah. Apalagi Ranke termasuk orang yang taat terhadap paham agama. Muncul lagi kritikan dari penganut paham Annales. Mereka yang beranggapan bahwa tokoh dan persitiwa penting tidak lagi menjadi fokus utama penulisan sejarah. Lalu muncul pendekatan strukturalisme. Di sini perubahan struktur mempengaruhi tindakan individu. Karena strukturalisme mengandung unsur agama,budaya, ekonomi, politik dan sebagainya. Oleh karena itu, butuh penjelasan lebih luas dengan menggunakan pendekatan multidimensional dimana adanya kombinasi antara metodologi sejarah dengan ilmu sosial.
            Leopold von Ranke menjadi sebuah manifestasi dari perkembangan keilmuan sejarah. Ranke menjadi pelopor terbentuknya sejarah modern hingga ia disebut-sebut sebagai Bapak Sejarah Modern. Latar belakangnya sebagai penganut lutherian mejadikan ia sebagai seorang yang taat pada nilai-nilai ketuhanan. Hal itulah yang mempengaruhi tulisan-tulisan sejarahnya. Ranke ingin menjadikan sejarah sebagai suatu studi ilmu tentang manusia baik tentnag orang-orang ataupun institusi yang menghasilkan pengetahuan unik dan cemerlang. Ranke merupakan seorang yang sangat memperhatikan alur sejarah sebagai peristiwa yang salin terhubung. Meskipun pandangan mengenai historisme yang ia cetuskan menuai berbagai kritikan. Tetapi, metode Ranke membuka lembaran baru bagi perkembangan keilmuan sejarah dan juga membuka mata sejarawan untuk memperdalam ilmu sejarah sebagai sesuatu yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.

DAFTAR PUSTAKA

-          Gooch, G.P., History and Historians in Nineteenth Century, New York: Longmans, 1935.
-          Hughes-Warrington, Marnie, 50 Tokoh penting dalam Sejarah, Jakarta: Pustaka Pelajar, 2008
-          Wines, Roger, The Secret of World History: Selected Writings on the Art and Science History, New York: Fordham University Press, 1977.



1 Komentar